Langsung ke konten utama

Dengan Rupiah, Tak Bisa Belanja

      " Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. Rupiah merupakan salah satu simbol kedaulatan negara yang wajib dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesa." - Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

     Siapa yang cinta rupiah? Semua warga Indonesia mencintai rupiah. Sayangnya, kecintaan kita terhadap rupiah hanya mampu untuk menggunakannya bukan menjaganya. Bukan sekali-dua kali kita merusak nilai mata rupiah lewat diri kita sendiri baik itu disengaja maupun tidak sengaja. Tidak percaya kita merusak kecintaan kita terhadap rupiah? Ini dia buktinya,
1.  Melipat uang.
     Pernah melakukan ini? Hentikan sekarang, ya? Seringkali kita terburu-buru setelah mendapat kembalian dan segera memasukkan uang ke saku maupun dompet atau berniat menikahi doi dengan mas kawin hiasan kertas lipat ternyata itu bisa merusak rupiah loh. Jadi alangkah baiknya, bukan hanya meluruskan niat tapi juga meluruskan uang agar tidak terlipat ya.
2. Mecorat-coret uang.
    Meskipun sejak kecil kita terbiasa mencorat-coret dinding maupun media lainnya bukan berarti kita berkenan untuk mencorat-coret uang. Menanyakan kabar doi lewat uang, promosi nomor handphone, bahkan ada yang mencoret wajah pahlawan menjadi tokoh lain. Itu bukan hanya merusak kualitas rupiah, tetapi tidak menghargai pahlawan padahal wajah beliau terpampang di uang rupiah karena mengenang jasanya bukan untuk dicoret-coret.
3. Staples uang.
    Menstaples uang biar tidak tercecer ternyata bisa menurunkan kualitas rupiah apalagi kalau dibuka staplesnya pasti membekas dan bisa saja sobek atau berlubang. Oleh karena itu, mending uangnya dijepit atau dikaretkan.
4. Meremas uang.
    Saat kita mengantri untuk membayar sesuatu kadang lupa meremas uang atau ketika diberi uang saku oleh orangtua kadang kita mengambilnya dengan cara meremas lalu menaruhnya di saku seragam. Meremas uang bisa membuat uang kita lecek dan kualitasnya jelek.
5. Membasahi uang.
    Siapa yang sering menaruh uang di saku celana atau baju dan lupa untuk kembali mengambilnya? Biasanya teringat saat mencuci uang kita terlanjur basah terendam air. Parahnya lagi, sebelum tercuci uang dalam keadaan dilipat dan diremas. Ini bukan hanya lecek, tetapi diprediksi hancur.

     Mungkin sebagaian dari kita belum merasakan dampak dari kelalaian kita menjaga rupiah, sayangnya aku pernah merasakan dampak dari rusaknya rupiah dan jangan sampai kalian mengalami hal yang sama seperti aku. Ini dia, pengalamanku...

      Suatu hari pada jam makan siang, aku menuju kantin Green Corner dekat asrama. Bukan hal aneh jam-jam makan siang selalu ramai antrean. Aku menunggu giliranku selama sekitar lima belas menitan. Saat giliranku, aku memilih beberapa lauk dan saat menyerahkan uang untuk membayar, kasir menolak uangku. BARU KALI INI ADA ORANG NOLAK UANG WOI. IH TETEHNYA GAMAU DIBAYAR KALI YA. Terus Tetehnya bilang seperti ini, "Maaf ya, kak, saya tidak bisa menerima uang seperti ini (re: lecek, penuh bekas lipatan dan remasan). Ada uang yang lain kan, kak?"! Untungnya, aku bawa uang lebih kalau tidak bagaimana kelanjutan nasib hidup perutku. Gara-gara uang lecek karena bekas lipatan dan remasan saja, hampir tidak bisa makan.
     Sejujurnya, pengalaman uang tidak diterima bukan hanya pas beli makan saja. Aku juga pernah gagal belanja di agrimart (re : tempat belanja di IPB) gara-gara uangku lecek. Saat di Agrimart, aku langsung ambil uang dari dompet sembari menunggu antrean tanpa sadar uangnya kuremas apalagi dari awal uangnya sudah lecek dan ada isolasinya. Pas aku mau bayar sejumlah total belanjaan, kasir menolak menerima uangku dengan alasan bahwa uang yang aku berikan tidak layak dan oranglain pasti tidak mau menerima dari Agrimart. Sialnya, itu satu-satunya uang yang aku punya di hari itu dan akhirnya karena uangku sudah tidak dalam kondisi baik dan tidak ada uang lagi, aku membatalkan transaksi dan menaruh barang tersebut kembali ke rak. Serius, parah malunya sudah tidak tertolong deh. Gara-gara ini, sekarang kalau dapat uang langsung dicek dan tidak disimpan sembarangan.


Lalu, apa yang harus kita lakuin untuk membuktikan bahwa kita cinta rupiah?
TIDAK MELAKUKAN HAL SEPERTI DI BAWAH INI 




 


Memang kenapa sih kita tidak boleh melakukan hal tersebut? Uang yang telah kita sia-siakan alias rusak itu, akan diganti oleh Bank Indonesia dengan uang yang baru dan tidak gratis loh. Bermilyar-milyar nominal harus digantikan hanya karena kecerobohan kita padahal bisa saja nominal tersebut digunakan untuk pembangunan fasilitas negara yang lebih memadai. Jadi, sebagai warga negara yang baik, marilah kita bersama-sama menjaga kestabilan nilai rupiah dengan cara merawatnya. Jangan hanya berkoar-koar pemerintah tak mampu menyediakan fasilitas atau menuntut banyak hal, jika kita sendiri saja tak mau turut berpartisipasi menjaga kestabilan negara melalui gerakan cinta rupiah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhanku di Alhurriyah

Ramadhan kali ini rasanya cukup berat. Untuk pertamanya, ramadhan tidak dilalui bersama kedura orantua. Demi menuntut ilmu, merantaulah saya ke Bogor. Saya menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negeri di Bogor. Semenjak Ramadhan, rasanya berbeda. Suasananya, orang-orangnya dan aktivitasnya. Serasa lebih bersemangat menyambut ramadhan di masjid. Sebelumnya di tempat saua, masjid hanyalah untuk sholat. Namun, di Masjid Al Hurriyah adalah segalanya. Segala aktivitad dapat dilakukan di masjid. Tempat sholat, tempat berbuka puasa, tempat mengaji, tempat mentoring dan lain-lain. Lebih baik kita pergi ke Masjid untuk memanfaatkan waktu berpuasa. Melakukan ibadah semaksimal mungkin dan berbuat kebajikan karena sebaik-baiknya orang ialah orang yang bermanfaat 1. Mentoring Bulan ramadhan adalah bulan ladang pahala. Semua orang berbondong-bondong melakukan ibadah baik wajib maupun sunnah. Salah satunya mentoring. Kegiatan mentoring adalah kegiatan pembinaan agama islam dalam bentuk pen

RESENSI : FINALE (Love has no finale)

     "Sekarang giliranmu. Masuk ke kepalaku dan hancurkan pikiranku." Finale, on page 176  FINALE  (HUSH, HUSH #4 - seri terakhir ) PENULIS : BECCA FITZPATRICK PENERJEMAH : DINA BEGUM PENERBIT : FANTASIOUS Harga : 89.000 Sinopsis Finale       Makasih buat mba Dina Begum dan Fantasious yang sudah kasih aku paketan buku Finale dan totebag-nya dari event Finale Blog Tour :) Bukunya keren sampai menteskan rekor baca aku. Sehari, 564 halaman. Pleas, jangan salahin aku kalau resensi bikin hancur kepala soalnya ini kedua kalinya aku bikin resensi setelah untuk tugas sekolah. Entah ini resensi atau pemikiran gak jelasku. #kabur Baca dulu yuk : prolog part 1 , prolog part 2 , prolog part 3 , prolog part 4      Baca ini ingat lirik lagu Jason Mraz yang I won't give up, "I won't give up on us. I'm giving you all my love. I'm still looking up....."            Nora Grey, dia Nephilim yang membunuh Black Hand, ayahnya. Patch,

REVIEW - VEET HAIR REMOVAL CREAM #BeAConfidentYou OH NO BULUKU HILANG

"Perempuan itu harus bisa merawat diri, Zet. Enggak mesti cantik, asal bersih enggak apa-apa kok." Azet terpaku. benda ajaib ini bernama Veet Hair Removal Cream           Semenjak masuk asrama dan mulai berbaur dengan 'beberapa' warganya, terutama kamar. Menurut mereka, sudah selayaknya aku sebagai perempuan merawat diri baik luar maupun dalam. Apalagi aku di asrama sekamar berempat, otomatis aku enggak bisa egois untuk berantakan sedangkan teman kamarku anti-kotor jadilah kami ribut. Untungnya mereka mulai mengajari aku untuk bebersih baik badan maupun lingkungan. Aku mulai mengetahui bahwa merawat diri itu penting. Pentingnya menjaga kebersihan badan selain menghilangkan bakteri dan daki juga mengurangi stress loh ternyata. Beauty lifestyle yang kucoba lakukan semenjak ngampus (asrama) : Skincare : cleanser-toner-moisturizer-Sunscreen Rawat badan : Mandi 2x sehari                         Memotong kuku                         Cabut per bulu an